Peran dan Fungsi Kritik Sastra - Kuliah Sastra
Responsive Ads Here

Senin, 09 Desember 2024

Peran dan Fungsi Kritik Sastra

Ada beberapa pihak yang memiliki keterkaitan dengan kehadiran sebuah karya sastra, yakni: (1) pencipta (yang menghadirkan karya sastra), (2) penikmat (yang langsung menggunakan karya sastra itu, dan (3) penelaah karya sastra (yang berusaha mengembangkan ilmu sastra).

Dunia kesusastraan (pencinta, penikmat, dan penelaah) saling berkaitan erat dan saling memberi dorongan. Tetapi ada kalanya muncul jurang pemisah antara karya sastra dengan pembacanya. Sebuah karya sastra yang telah diciptakan pengarang belum tentu langsung dapat dinikmati oleh pembacanya. Hal ini disebabkan oleh bermacam-macam alasan, antara lain:

  1. Pembaca yang kurang siap membaca karya sastra, kurang pengetahuan dan kurang peka akan estetika;
  2. Karya sastra yang dibaca tidak memenuhi syarat sebagai karya sastra yang baik;
  3. Bahasa pengarang (bahasaa sastra) kadang-kadang menghambat pemahaman Pembaca.
Contoh karya sastra yang bahasa pengarangnya menghambat pemahaman pembacanya antara lain: novel-novel karya Iwan Simatupang (Ziarah, KeringKeong; dan Merahnya Merah) dan puisi-puisi karya Sutarji C. B. (O, Amuk Kapak).

Karya sastra tersebut tidak mudah dipahami oleh pembaca (ada jurang pemisah antara pencipta dan penikmat). Dalam kasus seperti ini, kehadiran "kritik sastra" memegang peran penting. Seorang kritikus harus dapat menjembatani antara pencipta dan penikmat. Kritikus bertindak sebagai juru penerang agar pembaca dapat memahami maksud pengarang, dengan jalan menunjukkan kelebihan dan kekurangan karya sastra itu. Hal ini sesuai dengan pendapat Carbyk (dalam Tarigan, l985:201) sebagai berikut: "Kritikus itu berperan sebagai penengah, sebagai juru bahasa antara orang yang mengertl dengan orang yang kurang mengerti, antara seniman dan masyarakat (pebaca/penikmat)".

 

Layanan Pracetak LNTRA

Peran Kritik Sastra

Peran utama kritikus ialah menjelaskan apa yang akan diekspresikan oleh pengarang. Berhasilkah pergarang mengekspresikannya, dan pantaskah hal itu diekspresikan? Pertanyanan-pertanyaan itu akan dijawab oleh kritikus secara objektif dengan alasan-alasan yang tepat. Memang kritikus dengan kritik sastranyá berperan membimbing dan meningkatkan daya kritis pembaca atau peniknat akan karya sastra-karya sastra yang dibacanya.

Kritik sastra juga berperan sebagai peningkat apresiasi sastra di tengah masyarakat. Dengan analisis-analisisnya, kupasan-kupasannrya, dan tafsiran-tafsirannya terhadap karya sastra, masyakat (pembaca) memperoleh petunjuk untuk nencintai dan menghargai karya sastra sebagaimana mestinya.

Tugas/peran utama kritik sastra adalah menentukan penilaian yang iuga berarti menentukan karya sastra yang bernilai dan yang tidak bernilai. Peran ini sekaligus menunjukan fungsi kritik sastra, yakni memberi bahan-bahan berharga bagi penyusunan sejarah sastra dan teori sastra.


Layanan Pracetak LNTRA

Fungsi Kritik Sastra

Apakah fungsi kritik sastra itu? Sesuai dengan dasar pengertiannya (lihat: Pengertian Kritik Sastra), dapat dinyatakan bahwa fungsi kritik sastra ialah memberikan penilaian atas baik atau buruknya karya sastra tertentu. Penilian ini dilaksanakan berdasarkan alasan-alasan dengan kriteria literer; penilaian ini berguna bagi kritikus, bagi kesusastraan, dan bagi pencipta. Bila kritik sastra ini dilakukan secara terbuka, melalui media massa, maka kritik sastra itu akan bermanfaat bagi masyarakat (penikmat). Masyarakat/penikmat sastra mendapatkan panduan dalam ikut memberikan penilaian terhadap karya sastra tertentu. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kritik sastra berfungsi mendidik pembaca untuk menghargai karya sastra yang bernilai. Dalam hal ini tampak betapa pentingnya publikasi kritik sastra. Kritik sastra yang tidak dipublikasikan dengan sendirinya hanya bersangkutan dengan seorang kritikus selaku pembaca karya sastra.

Dalam kehidupan sastra Indonesia, banyak pembaca yang tídak melakukan kritik sastra. Hal ini terbukti dengan sedikitnya (tulisan) kritik sastra dibandingkan dengan banyaknya karya sastra yang telah ditulis dan diterbitkan. Kritik sastra bermanfaat bagi pengarang karena kritik sastra memberikan penilaian, sehingga pengarang mendapat masukan mengenai mutu karya sastranya, dan mergetahui sejauh manakah karya sastranya itu bermanfaat bagi masyarakat pembąca.

Kritik sastra dapat memberikan jawaban pertanyaan-pertanyaan yang mungkin timbul dalam diri pembaca setelah menikmati suatu karya sastra. Dengan demikin dapat dikatakan bahwa kritik sastra berfungsi sebagai perantara yang berada di antara pencipta dan pembaca. Dengan sendirinya kritikus sebagai penghasil kritik sastra, atau sebagai penafsir karya sastra, berada di antara pengarang dan pembaca, sehingga kritikus berfungsi sebagai perantara antara pengarang dan pembaca (Yassin, 1965:84). Sementara itu Andre Hardjana (1981:l6-17) menyatakan bahwa fungsi utama kritik sastra ialah memelihara đan menyelamatkan pengalaman manusiawi serta menjalinkannya menjadi suatu proses perkembangan susunan-susunan atau struktur yang bermakna. Dan fungsi itu sendiri sangat diperlukan secara lebih mendesak untuk mengukuhkan nilai-nilai manusiawi dan dasar-dasar masyarakat berbudaya.

Dalam hubungannya dengan cabang-cabang ilmu sastra (teori dan sejarah sastra), maka kritik sastra berfungsi sebagai pendukung keduanya. Hasil kritik sastra memberikan bahan-bahan untuk juga memberikan bahan-bahan untuk penyusunan sejarah sastra, misalnya menyangkut pamilihan karya-karya sastra yang tepat untuk dicantumkan dalam rangkaian sejarah sastra. Kritik sastra juga memerlukan bantuan sejaralı dan teori sastra. Teori sastra diperlukan oleh kritik sastra, misalnya dalam hal menentukan karya sastra/suatu teks bernilai susastra atau tidak. Sejarah sastra diperlukan untuk menentukan sebuah karya sastra asli atau tidak, gayanya klise atau tidak. Pendeknya, kritik sastra tidak dapat dipisahkan dari teori dan sejarah sastra. Dan jelas bahwa kritiķ sastra berfungsi sebagai pendukung teori dan sejarah sastra.

Seorang kritikus sastra memerlukan seperangkat pengetahuan teori dan sejarah sastra dengan sebaik-baiknya. Kntikus mengurus atau memperhatikan sastra lama sebagai bagian pengalaman masa kini, dan melihat sastra masa kini sebagai kelanjutan proses sejarah. Memperhatikan sastra masa kini tanpa kesadaran masa silam hanyalah menjadikan kritikus jurnalis, dan menulis kritik sastra masa silam tanpa kesadaran sastra masa kini hanya akan menjadi kritikus akadermik.

Dari penjelasan di atas, dapat dirumuskan fungsi kritik sastra sebagai berikut:

  1. Memberikan penilaian atas karya sastra berdasarkan teori dan sejarah sastra.
  2. Memberikan sumbangan pendapat dan bahan-bahan bagi penyusunan dan pengembangan ilmu teori sastra dan ilmu sejarah sastra.
  3. Menun jukkan kepada pembaca awam tentang karya sastra yang bernilai seni dan yang tidak bernilai, yang asli dan yang tidak asli.
  4. Mengemukakan pendapat tentang karangan seorang pengarang, sehingga pengarang dapat meningkatkan karangannya.
(Raminah Baribin)

Tidak ada komentar:

Post Top Ad

Your Ad Spot